03 Juni 2009

If today is....

Jika hari ini adalah hari terakhir di dunia....
>> aku ingin bertemu teman2 ku terkasih....memeluknya erat2.....dan bilang "aku sayang kalian"
>> aku ingin minum segelas teh hangat sambil melihat peristiwa2 terakhir di dunia ini....
>> aku ingin minta maaf atas segala kesalahanku ama teman2ku......

05 April 2009

Responsi Modul 1


Halo,teman-teman praktikan PB sekalian!!!
Untuk responsi modul 1, silahkan kalian pelajari dasar teori, jalannya praktikum, dan laporan. Pelajari juga sifat bahan, proses normalizing, rumus-rumus tegangan, regangan, ME, dan %AR, dan cari hubungannya. Belajar yang rajin ya.
Jangan telat yaaa.....
Sampai jumpa!!!
God bless and keep smile! :)

02 Maret 2009

Teori Bayes

Masih berhubungan dengan kuliah statistika industri oleh Bapak Parama Kartika Dewa, kali ini saya akan mengulas sedikit mengenai teori Bayes. Teori Bayes ditemukan oleh Thomas Bayes (London, 1702-1761). Teori ini berkaitan terhadap probabilitas, khususnya yang bersifat kondisional. Teori Bayes dapat digunakan jika dalam kondisi dua kejadian yang berturutan dan dependent (tidak saling lepas). Teori ini pada dasarnya dapat digunakan untuk menentukan nilai probabilitas terhadap suatu kejadian dengan syarat tertentu.

Sebagai contoh adalah jika kita ingin menentukan nilai probabilitas untuk pengambilan sebuah bola berwarna biru yang berasal dari kantong A. Contoh ini memiliki syarat yaitu bahwa bola biru yang terambil harus berasal dari kantong A saja. Misal, kantong A berisi 5 bola biru dan 3 bola kuning, sedangkan kantong B berisi 2 bola biru dan 6 bola kuning. Dengan teori Bayes, kita dapatkan nilai probabilitas untuk pengambilan bola biru dari kantong A adalah 5/7.

Tahukah Anda? Padahal saya menjawab kasus di atas tanpa menggunakan teori Bayes lho. Bagaimana caranya? Jika tidak percaya, silahkan Anda hitung dengan teorema Bayes seperti yang Bpk Parama ajarkan. Bukan bermaksud menentang teori bayes, namun saya mempunyai cara perhitungan yang lebih cepat dan mudah untuk kasus di atas. Caranya adalah tinggal mencari besar peluang bola biru pada kantong A (jumlah 5) terhadap jumlah keseluruhan bola biru pada kedua kantong (jumlah 7 bola biru). Sehingga dari perhitungan singkat ini langsung kita temukan jawabannya, yaitu 5/7. Percaya?? Silahkkan mencoba!!

Kunjungi juga : kuliahbersama

Probabilitas Marginal dan Kondisional

Probabilitas berasal dari kata probability, yang dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan yang dapat terjadi. Dalam kehidupan sehari-hari, probabilitas lebih akrab disebut dengan istilah peluang. Semakin besar nilai probabilitas atau peluang terhadap suatu kejadian, maka kemungkinan terjadinya kejadian tersebut pun semakin besar. Namun probailitas tidak berarti kejadian tersebut pasti selalu terjadi. Ingat, probabilitas itu hanyalah kemungkinan kejadian, bukan sebuah kepastian. Besarnya probabilitas suatu kejadian itu didasarkan pada dua faktor, yaitu banyaknya sampel yang ada dan banyaknya kejadian yang memungkinkan. Selain kedua faktor tersebut, probabilitas juga dipengaruhi oleh pembatas kemungkinan kejadian. Berdasarkan ada tidaknya batasan tertentu, probabilitas dapat digolongkan menjadi dua, yaitu probabilitas marginal dan kondisional.

Probabilitas marginal merupakan probailitas yang tidak dibatasi oleh apapun, hanya kedua faktor utama di atas. Probabilitas marginal dapat dikatakan probabilitas tak bersyarat. Sebagai contoh adalah probabilitas pengambilan sebuah kelereng berwarna merah dalam sekali pengambilan pada sebuah kotak yang berisi 3 bola merah dan 7 bola biru. Dalam contoh ini, besarnya peluang terambilnya kelereng berwarna merah dibatasi oleh banyak sampel (yaitu 10 kelereng) dan banyaknya kejadian yang memungkinkan (terdapat 3 kelereng merah). Sehingga nilai probabilitas untuk contoh di atas adalah 3/10.

Probabilitas kondisional, sesuai dengan namanya, maka jenis probabilitas ini terdapat kondisi yang turut membatasi nilai probabilitas yang dihasilkan. Probabilitas ini disebut juga dengan probabilitas bersyarat. Syarat atau kondisi inilah yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan nilai probabilitas. Sebagai contoh sederhana adalah probabilitas pengambilan sebuah bola berwarna merah dari kotak A, dari 2 kotak (A dan B) yang memiliki kontent yang berbeda (kotak A = 2 merah + 3 putih ; kotak B = 3 merah + 4 putih). Dalam contoh ini terdapat syarat yang secara implisit dapat dikatakan bahwa bola merah yang terambil harus berasal dari kotak A. Kotak A di sini menjadi acuan. Artinya yaitu kita harus melihat juga peluang kotak A dari kotak lainnya. Pada contoh ini dapat kita tentukan bahwa peluang kotak A dari kotak B adalah 1/2. Sedangkan besar peluang terambil bola merah dari kotak A sendiri yaitu 1/6. Probabilitas kondisional ditentukan dari perbandingan peluang kejadian bersyarat dengan peluang syarat itu sendiri dari seluruh sampel yang ada. Sehingga pada contoh di atas, nilai probabilitas kondisional untuk terambilnya bola merah dari kotak A adalah perbandingan antara peluang terambilnya bola merah dari kotak A dari seluruh sampel dengan peluang terambilnya bola dari kotak A terhadap seluruh sampel. Atau kita tuliskan menjadi (1/6) / (1/2) = 1/3.


Kunjungi juga : kuliahbersama

23 Februari 2009

Heatsink

Dapat kita sebut sebagai material yang dapat menyerap dan mendisipasi panas dari suatu tempat yang bersentuhan dengan sumber panas dan membuangnya. Heatsink digunakan pada beberapa teknologi pendingin seperti refrigeration, mesin pemanas, pendingin elektronik dan laser. Terdapat 2 bagian heatsink yaitu bagian penyerap panas dan bagian pendinginan, pada bagian penyerapan panas biasanya terbuat dari aluminium atau tembaga. bagian pendinginan terbuat dari aluminium. Teknologi pendinginan ini ditemukan oleh Daniel L.Thomas pada tahun 1982. Heatsink dapat diaplikasikan pada beberapa jenis pendingin sehingga performa dari heatsink sendiri dapat berbeda-beda tergantung pada pendingin tambahan yang menyertainya. Heatsink dapat digunakan tanpa penambahan perangkat pendinginan lain seperti kipas dan air atau disebut dengan pasif cooling, penggunaan pasif cooling banyak diaplikasikan pada chipset mainboard, VGA, PWM dan chipset memory.


KARAKTERISITIK HEATSINK

1.Luas area heatsink akan menyebabkan disipasi panas menjadi lebih baik karena akan memperluas area pendinginan yang dapat mempercepat proses pembuangan panas yang diserap oleh heatsink.

2.Bentuk aerodinamik yang baik dapat mempermudah aliran udara panas agar cepat dikeluarkan melalui sirip-sirip pendingin. Khususnya pada heatsink dengan jumlah sirip yang banyak tetapi dengan jarak antar sirip berdekatan akan membuat aliran udara tidak sempurna sehingga perlu ditambahkan sebuah kipas untuk memperlancar aliran udara pada jenis heatsink tersebut.

3.Transer panas yang baik pada setiap heatsink juga akan mempermudah pelepasan panas dari sumber panas ke bagian sirip-sirip pendingin. Desain sirip yang tipis memiliki memiliki konduktifitas yang lebih baik.

4.Desain permukaan dasar heatsink sampai pada ”mirror finish” atau tingkat kedatarannya tinggi sehingga dapat menyentuh permukaan sumber panas lebih baik dan merata. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan panas lebih sempurna, tetapi untuk mengindari resistensi dengan sumber panas heatsink tetap harus menggunakan suatu pasta atau thermal compound dan agar luas permukaan sentuh juga lebih merata.


BAHAN / MATERIAL HEATSINK

konduktivitas panas dari sebuah heatsink adalah faktor utama suatu heatsink dapat mendisipasi panas dengan baik. Bahan logam yang sering digunakan dalam bahan dasar heatsink adalah :

1.Silver/perak dan emas memiliki tingkat konduktivitas tertinggi tetapi dengan harga yang sangat mahal maka tidak dimungkinkan para produsen untuk membuat dan memasarkan produk pendingin dengan bahan dasar ini.

2.Copper atau Tembaga memiliki konduktivitas tertinggi ke 2 sehingga penyerapan panasnya juga baik. Tembaga memiliki sifat menyerap panas dengan cepat tetapi tidak bisa melepaskan panas dengan cepat sehingga bisa terjadi penumpukan panas pada 1 tempat. Selain itu kekurangan yang menyertainya yaitu memiliki berat yang lebih besar dari pada aluminium, harga yang mahal, dan proses produksi yang rumit.

3.Aluminium memiliki tingkat konduktivitas dibawah tembaga sehingga penyerapanya kurang sepurna, tetapi memiliki kemampuan terbalik dengan tembaga yaitu memiliki kemampuan melepas atau mengurai panas dengan baik tetapi bahan aluminium kurang baik dalam penyerapan panas dan memiliki harga yang lebih rendah dengan berat yang ringan.

4.Penggabungan antara kedua material tersebut merupakan kombinasi yang sangat baik. Disatu sisi tembaga dapat menyerap panas dengan cepat dan dan disisi lain aluminium dapat melepaskan panas yang diserap oleh tembaga. Kombinasi ini digunakan oleh para produsen heatsink untuk memproduksi produk heatsink mereka dengan kombinasi 2 material pendingin ini